5 Hal Tentang Keuangan di Tahun Baru

BizGuru.me – Setiap awal tahun orang-orang terbiasa membuat resolusi. Resolusi adalah apa saja hal-hal yang ingin Anda capai pada waktu tertentu. Karena ini tahun baru, maka resolusi yang Anda buat tentu saja adalah resolusi untuk tahun baru.

Ada bermacam-macam resolusi, dari mulai resolusi tentang karier, keluarga, pertemanan, sampai dengan soal cinta. Salah satu resolusi yang paling banyak dibuat orang adalah apa saja yang ingin mereka capai di tahun baru dalam hal keuangan. Ada banyak contohnya, mulai ingin punya rumah baru, beli kendaraan baru, buka bisnis sendiri, tidak boros lagi, atau apa pun yang berhubungan dengan keuangan. Pada prinsipnya, hanya lima hal yang harus Anda lakukan di tahun baru ini agar keuangan Anda bisa jadi lebih baik tahun ini.

Inilah 5 Hal Tentang Keuangan

Tentukan Sumber Penghasilan

Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah dengan mengevaluasi kembali sumber penghasilan yang sudah Anda dapatkan selama ini. Maksudnya sumber penghasilan di sini adalah apa yang Anda lakukan untuk bisa mendapatkan penghasilan. Yang kita bicarakan di sini tentunya adalah profesi. Kalau Anda karyawan, apakah perlu Anda pindah jadi freelancer? Atau perlukah sekalian buka usaha sendiri?

Atau sebaliknya, kalau Anda sekarang freelancer, perlukah pindah ke perusahaan besar dengan menjadi karyawan? Apakah Anda perlu menutup usaha Anda? Bisa juga Anda tetap memutuskan jadi karyawan, tapi pindah ke perusahaan lain. Ada banyak faktor yang bisa masuk dalam hitungan Anda, seperti bagaimana kenyamanan dan lingkungan kerja Anda, besar penghasilan Anda mungkin, sampai pada kemungkinan kenaikan penghasilan itu di masa datang.

BACA JUGA :   Dana Darurat, Apa dan Berapa Kebutuhannya

Buat Aset Produktif

Kalau biasanya Anda bekerja hanya untuk cari uang, sekarang saatnya Anda mulai bekerja untuk membuat aset. Aset apa? Tentu saja aset yang bisa berproduksi untuk memberikan penghasilan buat Anda. Contoh aset produktif yang paling sederhana tentu saja adalah deposito. Kalau Anda punya uang Rp10 juta, Anda bisa menaruhnya di bank dalam bentuk deposito, sehingga dia memberikan bunga buat Anda.

Itu sudah bisa disebut aset produktif, biarpun bunga deposito saat ini bisa kecil, tapi secara prinsip, itu sudah merupakan aset produktif. Membeli surat utang berupa ORI alias Obligasi Negara Ritel Republik Indonesia misalnya, juga merupakan tindakan yang pas, karena ORI juga memberikan kupon bunga setiap bulannya. Contoh lain? Membangun atau membeli rumah, kemudian rumah itu Anda sewakan, maka penghasilan sewa yang Anda dapatkan setiap tahunnya atau setiap bulannya itu juga menunjukkan bahwa rumah juga bisa menjadi aset produktif.

Hati-hati Tawaran Barang Konsumtif

Saya tidak pernah habis pikir kalau melihat ada orang yang rela melakukan apa saja hanya untuk mendapatkan diskon besar pada barang konsumtif yang ingin mereka punya. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan acara-acara sale atau diskon, tapi beberapa dari acara-acara diskon tersebut sering kali sangat merepotkan kalau Anda ikuti.

Sudah sering kita lihat banyak acara diskon yang membuat Anda harus antre hingga berjam-jam, rebutan barang dengan pengunjung lain, bahkan terpaksa membeli barang yang sebetulnya jenis dan ukurannya tidak cocok dengan Anda, tapi tetap Anda beli juga hanya karena barang itu lagi diskon, dengan anggapan bahwa ya sudahlah, suatu saat pasti barang ini akan saya pakai juga.

BACA JUGA :   Ini Kelebihan dan Kekurangan Pinjaman Online Langsung Cair

Salah satu contohnya adalah acara diskon Blackberry bulan November 2011 lalu yang membuat banyak orang rela antre berjam-jam dan akhirnya banyak jatuh korban. Pada tahun-tahun mendatang, saya melihat tawaran barang konsumtif ini akan makin menggila. Itulah kenapa saya katakan, hati-hati dengan tawaran barang konsumtif yang makin menggila di tahun ini. Ada tiga event sale yang sering sangat merepotkan karena ramai dan membuat Anda kadang harus rebutan barang dengan orang lain, atau bahkan antre berlama-lama: (1) Sale di mall, (2) Launchingbarang elektronik, dan (3) Pameran.

Mulai Investasi Bulanan

Banyak orang menunggu dapat uang besar terlebih dulu seperti bonus, baru mereka tergerak untuk menabung dan melakukan investasi. Daripada Anda menunggu uang besar untuk datang terlebih dulu, kenapa Anda tidak rutin melakukan investasi secara bulanan? Mulai sekarang, lakukan investasi secara bulanan dari penghasilan rutin yang Anda dapatkan.

Sisihkan minimal 10% dari penghasilan yang Anda dapatkan untuk dimasukkan ke dalam produk-produk surat berharga seperti tabungan berjangka di bank, reksa dana, unit link, bahkan bisa juga dengan membeli hard asset seperti emas setiap bulannya. Kalau penghasilan Anda Rp3 juta per bulan, sisihkan minimal Rp300.000 per bulan. Kalau penghasilan Anda Rp10 juta per bulan, sisihkan minimal Rp1 juta per bulan.

Yang namanya minimal, tentu saja boleh lebih, kurang ya jangan. Prinsip investasi bulanan ini mirip seperti pepatah “sedikit-sedikit menjadi bukit”. Dengan melakukan investasi bulanan, maka Anda membangun bukit Anda sedikit demi sedikit, sama seperti membangun rumah, bata demi bata.

Selektif Tawaran Kredit

Saya termasuk orang yang sering kesal melihat banyaknya tawaran kredit yang masuk di SMS saya setiap harinya. Bayangkan, sehari bisa masuk 8-12 SMS tawaran kredit. Dari mana mereka dapat nomor HP saya? Grrrrr… Tapi sudahlah, nomor HP saya sudah tersebar ke mana-mana. Jadi ya biasanya saya langsung hapus saja tawaran kredit itu begitu saya menerimanya di inbox message.

BACA JUGA :   11 Pinjaman Online Dengan Bunga di Bawah 2 Persen

Saya bukan tipe orang yang antikredit, cuma yang ingin saya katakan adalah tahun mendatang bisa dipastikan ada lebih banyak tawaran kredit yang masuk, ini karena suku bunga kredit saya perkirakan akan turun di tahun ini. Makin turun suku bunga kredit, akan makin besar minat orang untuk mengambil kredit. Apa yang bisa Anda lakukan? Tentu saja Anda harus makin selektif dalam memilih tawaran kredit yang masuk kepada Anda.

Ada berbagai macam bentuk kredit. Salah satu kredit yang paling sering ditawarkan adalah kredit tanpa agunan. Sejujurnya, daripada kredit tanpa agunan, saya lebih memilih kredit lewat kartu kredit. Lebih simpel, bayarnya juga lebih fleksibel. Dan, usahakan untuk memprioritaskan pengambilan kredit Anda untuk hal-hal yang memang prioritas dan penting, seperti membuka usaha, beli rumah, atau beli kendaraan yang memang Anda pakai untuk kerja. Itulah kelima hal keuangan yang harus Anda lakukan di tahun baru. Cukup dengan menjalankan lima hal tersebut, mudah-mudahan keuangan Anda bisa makin baik di tahun ini. Selamat mengelola keuangan.

Twitter: @SafirSenduk

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *